Beberapa waktu lalu teman kami mengirimkan rekaman spontan anaknya laki-laki yang menyanyikan lagu tentang domba yang selalu menuruti tuntunan gembala-Nya. Anaknya laki-laki (Caleb, berumur 2 tahun) menyanyikan lagu ini secara bersahutan dengan papanya.
Gembala yang baik kuturut
Unknown Song
Tidak pernah aku ditinggalkannya
Di dalam lembah, di atas bukit
Yesus selalu menjadi gembalaku
Selain merasa lucu karena kepintaran anaknya untuk menyambung setiap kata pada akhir tiap baris lirik lagu ini, saya teringat akan betapa pentingnya seekor domba untuk selalu mengikuti tuntunan Gembala-nya agar ia tidak tersesat. Gembala selalu baik, tetapi sayangnya domba sangat mudah kehilangan arah ketika berjalan sendiri.
Domba yang tersesat karena mengikuti jalannya sendiri atau kehilangan arah ketika mengalami hal-hal yang menekan hidupnya. Satu fakta menarik adalah seekor domba yang tersesat tidak akan dapat kembali sendiri, karena ia tidak bisa mengingat jalan yang pernah ia lalui. Ketika ia tersesat, kemungkinan untuk kembali lebih kecil dari pada peluang untuk makin menjauh dari Gembalanya dan akhirnya ia pun terhilang. Kenyataan ini diserukan oleh pemazmur:
Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan (Mzm. 119:176)
Ungkapan pemazmur yang perlu kita renungkan ialah: “Carilah hamba-Mu ini”. Ia menyadari bahwa ia tidak akan bisa keluar dari keadaannya yang tersesat, permohonannya ialah Gembalanya mencarinya. Sebagaimana saya pernah mengalami tersesat jauh dari Gembala-ku, karena dosa-dosa yang mengikat dan keputusasaan karena sepertinya tidak ada jalan keluar, mungkin kita pun pernah atau sedang mengalaminya.
Keadaan sulit bisa terjadi karena keadaan hidup yang sulit, menekan, kondisi keuangan, sakit penyakit. Namun selama kita masih dekat dengan Gembala kita, mendengar suara-Nya dan mengikuti perintah-Nya, maka kita tidak dalam keadaan terhilang. Tetapi jika situasi yang sulit membuat kita mulai melupakan Tuhan atau kecewa kepada Tuhan, marah dan mulai menjauh dari Tuhan, dan diikuti oleh hidup dalam dosa, pemberontakan dan menolak Tuhan, itulah sebenarnya kondisi terhilang, itulah tersesat.
Tetapi hal yang menarik dalam ayat ini, meskipun ia tersesat, ia teringat akan perkataan-perkataan dari Gembala-Nya. Harapannya mulai muncul ketika sayup-sayup ia mendengar suara gembala memanggil-manggilnya. Dalam kelemahan, kelaparan, kehausan ia pun mengeluarkan suaranya yang lemah. Gembala yang tahu benar suara domba-Nya, datang mendekat dan mendapatkannya dalam keadaan kotor, lemah, kedinginan dan tak berdaya. Oh, betapa luar biasa ketika domba yang hilang ditemukan-Nya kembali. Gembalanya meninggalkan 99 kawanan domba lainnya dan mencari satu domba-Nya yang terhilang.
Jika saat ini kita dalam keadaan dekat dan bersekutu erat dengan Gembala kita, maka kita bersyukur untuk itu, namun banyak orang di sekitar kita yang barangkali sedang jauh dan terhilang dari Gembala Agung, Yesus Kristus, mari kita doakan mereka agar Tuhan menemukan mereka dengan segera.
Tuhanku Yesus, carilah aku yang hilang dan tersesat ini, hanya Engkau yang sanggup menemukanku, menolong dan memulihkanku saat ini. Mungkin ada juga orang-orang terdekatku yang sedang terhilang, kiranya Engkau mencari mereka dan memulihkan mereka, amin!
Doa Penutup
Voice: Caleb Timothy Wagey and Papa Billy Wagey